Apa itu Co-Working Space
Saat jaring-jaring koneksi internet
semakin melebar, dunia digital semakin membesar. Ruang- ruang di dunia maya ini
menyedot banyak oarang tenggelam dan terkoneksi nirbats di dalamnya. Namun
keterikatan pada dimensi lokal nyata tidak dapat dimungkiri. Kebutuhan akan
suatu ruang untuk kantor kerap identik dengan biaya sewa yang mahal atau dana
pendirian perusahaan yang tinggi. Muncullah co-working space. Istilah ini
bukanlah sesuatu yang baru. Co-working space telah marak di sejumlah negara
sejak sekitar satu dekade yang lalu. Di Indonesia, co-working space juga telah
ada di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Depok, Yogyakarta, Bali serta
Malang. Meskipun demikian, jumlahnya masing terbilang kecil dibandingkan jumlah
pelaku start-up.
Secara sederhana, co-working space
merupakan istilah untuk menyebut lokasi para pelaku star-up untuk bekerja.
Biasanya co-working space bersifat terbuka karena bisa digunakan semua orang
untuk bekerja dengan cara menyewa. Kelebihannya co-working space bersifat jauh
lebih ekonomis jika dibandingkan dengan menyewa gedung, ruang meeting di hotel,
atau menghabiskan waktu berjam-jam di kafe atau restoran. Pemilik co-working
space biasanya menawarkan paket keanggotaan tertentu untuk para penyewa atau
pengguna. Misalnya penyewaan harian atau bulanan.
Co-working space kebanyakan menawarkan
lokasi yang strategis dan fasilitas dasar penunjang seperti meja-kursi dan
akses internet denagn wifi. Selain itu, co-working space membuka ruang
kesempatan untuk menjalin relasi yang lebih luas antar pelaku star-up. Sejumlah
co-working space juga menyediakan area khusus sebagi lokasi pengadaan seminar
atu workshop. Pemilik co-working space kebanyakan juga memiliki koneksi dengan
narasumber atau pakar dalam bidang usaha tertentu. Para profesional ini bisa
didatangkan pada acara seminar yang diadakan di co-working space.
Tidak ada formasi yang sama untuk
co-working space, tergantung dari pemilik atau penyedia co-working space.
Selain lokasi bekerja dan seminar sejumlah co-working space juga ada yang menyediakan
tempat untuk menginap atau ruangan untuk berolahraga. Meskipun ditujukan untuk
pembisnis pemula, coworking space juga terbuat untuk umum seperti penggiat LSM,
mahasiswa, dan pekerja lepas (freelancer). Co-working space memberikan
kesempatan pada setiap penyewa atau pengguna ruangan untuk datang dan pergi
tanpa ikatan waktu tertentu. Anda bisa datang bebas ke co-working space untuk
bekerja. Co-working space juga bisa menjadi salah satu pilihan meeting point
karena lokasinya relatif strategis. Comma, Freeware, Jogja Digital Valley,
Hubud, Pusat Kreatif Bandung, dan start up di Malang, Surabaya, Depok adalah
contohnya di indonesia meskipun hanya berperan sebagai penyedia lokasi, tidak
tertutup kemungkinan, dari tempat ini muncul pembisnis baru yang turut
mengangkat perekonomian daerah dan Indonesia.
Perkembangan Start Up
Company di Indonesia
Kata Startup merupakan serapan dari
Bahasa Inggris yang berarti tindakan atau proses memulai sebuah organisasi baru
atau usaha bisnis. Menurut Wikipedia, Startup merujuk pada perusahaan yang
belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan
perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan
penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Mulai berkembang akhir tahun
1990-an hingga tahun 2000, nyatanya istilah Startup banyak dihubungkan dengan
segala yang berbau teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah
tersebut karena istilah Startup sendiri mulai popular secara internasional pada
masa buble dot-com. Beberapa karakteristik perusahaan Startup tersebut
diantaranya:
a.
Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
b.
Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
c.
Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun
d.
Masih dalam tahap berkembang
e.
Umumnya beroperasi dalam bidang
teknologi
f.
Produk yang dibuat berupa aplikasi
dalam bentuk digital
g.
Biasanya beroperasi melalui website
Perkembangan Startup di Indonesia bisa
dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak
founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan. Potensi pengguna internet
Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan
basah untuk mendirikan sebuah Startup. Berdasarkan beberapa riset, pada tahun
2013 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 70 juta orang,
bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia beberapa tahun kedepan.
Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya
pendapatan perkapita masyarakat Indonesia ikut mempengaruhi perkembangan
industri digital. Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu
Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan
seperti e-commerce dan informasi.
Di Indonesia sekarang ini telah banyak
berdiri komunitas founder-founder Startup. Seperti Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com),
Jogja Digital Valley (jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com),
Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion (stasion.org) wadah bagi Startup lokal
kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan adanya komunitas ini tentunya
akan memudahkan para founder untuk saling sharing, membimbing bahkan untuk
menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi yang diadakan
oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.
Hal yang paling utama untuk mendirikan
Startup adalah tim yang solid, karena dengan adanya tim yang solid bisa
memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Dengan ide dan eksekusi
yang tepat, tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik minat masyarakat
maupun mencari investor.
Co-Workig Space di
Indoesia dan Profil Co-Working Space
Dunia startup Indonesia saat ini
mengalami pertumbuhan positif. Banyak inkubator dan co-working space yang
muncul di berbagai tempat di kota besar di Indonesia, dan semuanya bertujuan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan startup. Beberapa tempat disediakan
secara gratis dan beberapa lagi berbayar. Berikut adalah empat belas tempat
co-working space di Indonesia yang bagus untuk bekerja, berinteraksi,
berkolaborasi, belajar, dan mengembangkan startup Anda di Indonesia :
1.
Bandung Digital Valley | Bandung
BDV (Bandung Digital
Valley adalah co-working space gratis yang diluncurkan oleh Telkom di Bandung
pada bulan Desember tahun 2011 lalu. Berlokasi di R&D center milik Telkom,
tempat ini memiliki luas 1.200 meter persegi, dan Telkom mengijinkan
orang-orang menggunakannya sebagai co-working space, ruangan gadget, ruangan
rapat, dan ruangan inkubasi.
BDV dibangun untuk
mendukung dan memfasilitasi perusahaan atau produk milik technopreneur atau
developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Telkom mengatakan
bahwa mereka akan berinvestasi sebesar Rp 50 miliar di BDV untuk jangka waktu
tiga tahun ke depan.
Co-working space ini
sendiri bisa menampung 100 orang. Untuk bisa menempati BDV, Anda hanya perlu
mendaftarkan diri di situsnya.
2.
CodeMargonda | Depok
CodeMargonda adalah
co-working space pertama di kota Depok, Jawa Barat dan didirikan oleh Tommy
Herdiansyah dan Febrian Shandy Rifano pada September 2013. Coworking space yang
satu ini cukup mencuri perhatian karena kerap menjadi lokasi kegiatan komunitas
digital dan non-digital di Depok, termasuk komunitas developer mobile yang
tumbuh pesat di Depok. Tempat ini bertujuan untuk memfasilitasi interaksi dan
kolaborasi antara startup lokal yang ada di wilayahnya. Tempat ini juga
dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk 35 orang, dan juga memiliki ruang
rapat, dan ruang diskusi.
Tim atau individu yang
non-profit bisa menggunakan tempat ini secara gratis. Tapi mereka yang mencari
profit dari usahanya harus membayar. Biaya sewanya adalah Rp 15.000 per empat
jam untuk member dan Rp 25.000 untuk non-member. Biaya sewa per bulannya
sebesar Rp 660.000, dan biaya sewa per tahunnya sebesar Rp 7,9 juta.
Selain menyediakan
tempat, CodeMargonda juga sering mengadakan event gratis atau berbayar seperti
workshop dan diskusi.
3.
COMMA | Jakarta
COMMA (Collaboration
Matters) mengaku sebagai co-working space pertama di kota Jakarta, dan
didirikan oleh tujuh nama besar di dunia entrepreneur Indonesia seperti Rene
Suhardono (career coach dan founder ImpactFactory), Yoris Sebastian (founder
konsultan kreatif OMG), dan Dondi Hananto (founder wujudkanID) di bulan
November 2012 lalu.
COMMA ingin menumbuhkan
lingkungan entrepreneur di Indonesia dengan memfasilitasi orang-orang dari
berbagai latar belakang agar mereka bisa berinteraksi dan berkolaborasi. Tidak
seperti co-working space lainnya, yang secara spesifik ditujukan untuk startup,
technopreneur, atau developer, COMMA menerima orang dengan latar belakang yang
berbeda yang tertarik dan ingin bergabung di industri teknologi.
COMMA bisa menampung 40
orang, punya ruang rapat, dan bahkan punya lounge untuk bermain Playstation dan
tenis meja. Coworking space ini menyediakan berbagai fasilitas seperti wi-fi,
locker pribadi, minuman, printer, scanner, alat tulis, hingga kamar mandi.
Untuk bisa menikmati layanannya, Tiap
kursi atau tempatnya bisa digunakan dengan membayar Rp 50.000 per dua jam atau
Rp 90.000 per tiga jam. Tapi jika Anda ingin tinggal lebih lama, Anda bisa
mendaftar sebagai anggota dengan membayar Rp 3 juta per bulan.
Alamat: Jl. Wolter
Monginsidi No.63 B, One Walter Place Lt. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
12180 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-17.00 WIB.
4.
Ciputra GEPI Incubator | Jakarta
Ciputra GEPI Incubator
(CGI) diprakarsai oleh Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dan
perusahaan properti Ciputra.
Space komunitas startup
ini ingin menumbuhkan lingkungan entrepreneur di Indonesia dengan menyediakan
space fisik di Jakarta. Tempat ini memiliki luas sebesar 520 meter persegi dan
berfokus pada event, meetup, networking, dan pelatihan. Tim CGI berencana
memiliki paling tidak satu event tiap minggunya dan akan melakukan yang terbaik
untuk tetap gratis dan terbuka.
Alamat: DBS tower lt. 9, Ciputra
World I Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta, 12940 | Senin-Jumat, pada pukul
09.00-18.00 WIB.
5.
Freeware | Jakarta
Freeware adalah
co-working space gratis di Jakarta. Perusahaan VC/investor, Grupara, awal tahun
ini bekerja sama dengan perusahaan energi Medco Energi untuk membantu
entrepreneur yang masih berada dalam fase awal untuk mengembangkan
perusahaannya dengan menyediakan co-working space yang nyaman dan pembentukan
komunitas.
Freeware tidak hanya
terbatas untuk perusahaan teknologi, tapi segala bentuk bisnis Service
Management Enterprise (SME) seperti fashion, jasa, dan media. Freeware juga
mengadakan sesi sharing rutin yang bertujuan untuk membahas topik tertentu tiap
minggunya, dan dibawakan oleh pembicara yang terkenal dari industri startup.
Freeware sudah cukup penuh saat ini dengan 14 startup yang menggunakan
layanannya di tahun ini.
6.
HackerSpaceBDG | Bandung
HackerSpaceBDG adalah
co-working space di Bandung yang didirikan oleh Reza Prabowo dan Yohan Totting.
Mereka ingin memfasilitasi startup, komunitas, atau individu; sebuah tempat
bekerja dan berkolaborasi.
Tempat ini menawarkan
delapan space dengan akses internet secara gratis, tetapi jika ingin bekerja
secara permanent, dapat mendonasikan uang sebesar Rp 500.000 per bulan. Tempat
ini juga terkadang digunakan untuk event startup.
7.
HackerSpaceYK | Yogyakarta
HackerSpaceYK adalah
co-working space di Yogyakarta yang didirikan oleh Reza Prabowo dan Yohan
Totting. Seperti halnya HackerSpaceBDG, tempat ini memfasilitasi tim atau
individu dari industri kreatif seperti startup, desainer, dan penulis.
Tempat ini memiliki 12
space dan bisa digunakan dengan membayar Rp 300.000 per bulannya. Luas
HackerSpaceYK adalah sekitar 30 meter persegi.
8.
Jogja Digital Valley | Yogyakarta
JDV (Jogja Digital Valley)
adalah co-working space gratis kedua yang dibangun oleh Telkom, dan didirikan
di kota Yogyakarta pada bulan Agustus lalu. Konsep dan layanan yang diberikan
JDV sama dengan BDV, dan sama-sama bertujuan untuk mendorong pertumbuhan
perusahaan milik technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan
target pasarnya. Tempat ini memiliki luas 800 meter persegi, ruangan gadget,
ruangan rapat, dan ruang inkubasi. Co-working space ini bisa menampung sampai
50 orang.
Telkom menginvestasikan
Rp 10 miliar selama tiga tahun ke depan untuk JDV. Seperti halnya BDV, untuk
menggunakan tempat ini, Anda hanya perlumendaftar di situsnya.
Setelah Bandung dan
Yogyakarta, Telkom juga berencana membangun Digital Valley di kota besar
seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bali.
9.
Hubud | Bali
Hubud adalah co-working
space pertama di Ubud yang didirikan oleh tiga ekspatriat bernama Peter Wall,
John Alderson, dan Steve Munroe. Tempat ini didesain dengan konsep tempat
terbuka yang dikelilingi taman dan dilengkapi dengan fasilitas seperti internet
yang cepat, printer, scanner, mesin foto copy, dan ruang seminar.
Hubud (Hub-in-Ubud)
berada di Bali, dengan arsitektur dan interior yang khas didominasi kayu dan
bambu, Hubud bisa jadi adalah lokasi coworking paling cantik di Indonesia.
Posisinya di Bali membuatnya digemari oleh pekerja mobile dari luar negeri
Bagi yang ingin bekerja
di Hubud, diwajibkan untuk mendaftar sebagai member dengan biaya yang
berbeda-beda, seperti Rp 500.000 untuk 25 jam kerja per bulan atau Rp 2,5 juta
untuk jam kerja tak terbatas selama satu bulan. Hubud memiliki operating hour
selama 24 jam setiap harinya, sehingga member bisa datang kapan saja untuk
bekerja. Co-working space ini juga sering mengadakan acara gratis seperti
meetup atau diskusi dengan berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang bisa
diikuti oleh member.
10.
Pusat Kreatif Bandung | Bandung
Pusat Kreatif Bandung
yang didirikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI ini merupakan
co-working space yang juga berperan sebagai pusat inkubasi. Tempat ini
diresmikan pada bulan Mei lalu dan terbuka untuk umum, dengan syarat harus
mendaftar sebagai member terlebih dahulu.
Fasilitas yang ditawarkan
antara lain ruang kerja, ruang seminar, 2 ruang meeting, internet, dan lab dari
Intel.
11.
Lineup Hub | Bali
Lineup Hub merupakan
sebuah co-working space yang terletak di Seminyak. Co-working space yang
terbilang baru yakni dibuka sekitar bulan Mei tahun ini mempunyai dua lantai
dengan berbagai fasilitas seperti wi-fi, ruang seminar, coffee brewer, dan
PlayStation 4 yang bisa dimainkan di waktu senggang.
Kisaran harga untuk
member di Lineup Hub berbeda-beda, mulai dari Rp 1 juta per bulan untuk paket
Basic (yakni hanya bisa mendapatkan akses 5 hari kerja dalam sebulan, serta
diskon jika ingin menambah jumlah hari), hingga Rp 2,9 juta untuk paket
Full-Time (mendapat akses tak terbatas selama sebulan, prioritas lebih
menggunakan ruang seminar, menggunakan loker, dan lainnya). Bagi Anda yang
tertarik mencoba, Anda juga bisa menggunakan paket harian yakni sebesar Rp
250.000 untuk satu hari. Lineup Hub beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 1
malam dan buka pada hari Senin-Sabtu.
12.
Startup Getaway | Bali
Berbeda dari yang
lainnya, Startup Gateway yang didirikan oleh Liv.it (dulunya Contenga), sebuah
komunitas startup teknologi, tidak hanya menawarkan co-working space, tapi juga
menawarkan konsep lain yakni co-living space.
Tidak hanya bekerja, Anda
juga bisa tinggal di Startup Gateway. Startup Gateway menyediakan enam power
house (semacam villa) berbeda dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Selain
co-working space, Anda bisa menggunakan fasilitas lain seperti dapur, kolam
renang, gazebo, kamar tidur, perpustakaan, cafe, dan fasilitas lainnya.
Asiknya, semua kebutuhan harian Anda dipenuhi oleh Startup Getaway mulai dari
makan hingga laundry. Keenam power house tersebut terletak berdekatan dalam
satu lokasi yang dikelilingi oleh panorama hamparan padi di sawah yang asri dan
terkoneksi dengan wi-fi yang stabil.
Pelanggan Startup Getaway
biasanya datang dengan satu tim startup yang menyewa satu power house dalam
jangka waktu tertentu. Namun, Anda juga bisa bekerja di sini secara perorangan
dengan jangka waktu yang bisa Anda tentukan sendiri. Biaya sewa di Startup
Getaway tergantung pada durasi waktu, seperti harian, mingguan, atau bulanan,
serta tergantung pada jenis kamar tidur yang di sewa. Harga termurah di Startup
Getaway dimulai dari USD 50 (atau sekitar Rp 590.000) per hari.
13.
The Sanur Space | Bali
The Sanur Space (TSS)
adalah sebuah co-working space yang didirikan oleh PT EMIK yang merupakan
cabang Emic Research di Indonesia, sebuah perusahaan riset dan konsultasi asal
Belanda. TSS bertujuan untuk menyediakan co-working space yang fleksibel bagi
para profesional lokal maupun internasional, serta mengadakan berbagai acara
khususnya dalam bidang sosial.
TSS menyediakan empat
ruang bagi pelanggan, yakni main room, white room, dapur, serta ruang terbuka
berupa taman. Main room biasanya digunakan untuk tempat bekerja yang dilengkapi
dengan fasilitas seperti printer, scanner, mesin foto copy, dan white board.
Sementara white room biasanya digunakan sebagai ruang untuk presentasi,
seminar, ataupun rapat.
Kisaran harga sewa di TSS
yakni sekitar USD 15 (sekitar Rp 178.000) per hari. TSS beroperasi mulai dari
jam 6 pagi hingga 10 malam dan buka setiap hari kecuali hari Minggu.
14.
WAVE Bali | Bali
WAVE merupakan sebuah
co-working space yang didirikan oleh Ryuta Saito dan Noritaka Kobayashi pada
Februari 2014. Mereka ingin memfasilitasi inovator, startup, komunitas, atau
individu; sebuah tempat bekerja dan berkolaborasi.
Co-working space yang
terletak di Kuta ini menyediakan wi-fi, printer, scanner, mesin foto copy,
serta air mineral gratis bagi para member. WAVE juga bisa dijadikan tempat
untuk mengadakan berbagai acara.
Di antara semua
co-working space, WAVE termasuk yang paling murah. Member bisa memilih paket
mingguan yakni sebesar Rp 150.000, paket 2 mingguan Rp 300.000, dan paket
bulanan sebesar Rp 500.000. Bagi Anda yang hanya ingin mampir bekerja di WAVE
sehari atau dua hari, Anda tetap bisa menggunakan fasilitas di WAVE dengan
harga yang bisa dinegosiasikan. WAVE beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga 6
malam.
15.
Conclave | Jakarta
Conclave bisa dibilang
merupakan co-working space baru di Jakarta. Co-working space ini memiliki ruang
auditorium yang bisa menampung 125 orang, ruang konferensi, perpustakaan, dan
tentunya workspace. Member Conclave bisa menikmati berbagai fasilitas seperti
internet, locker pribadi, layanan printing, dan espresso. Paket untuk member
Conclave bervariasi, mulai dari paket per jam dengan biaya Rp 50.000, per hari
Rp 200.000, hingga per tahun dengan biaya Rp 25 juta. Lihat kalender Conclave
untuk mengetahui acara yang diselenggarakan di co-working space ini.
Alamat: Jl. Wijaya 1 No.
5C, Jakarta Selatan, 12170 | setiap hari, 08.00-16.00 WIB.
16.
WorkOut | Jakarta
Co-working space yang
satu ini menawarkan hal yang cukup unik, yakni selain bekerja, member juga bisa
workout atau berolah raga. WorkOut menawarkan tiga layanan utama yakni
co-working space dengan tarif Rp 200.000 per empat jam, empat private office
yang dibanderol dengan harga berbeda mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per
minggu, dan dua ruang meeting dengan tarif Rp 200.000 per jam. WorkOut
menyediakan fasilitas seperti wifi, minuman, locker pribadi, TV, hingga sepeda.
Alamat: Jl. Pintu Lima,
Kawasan Gelora Bung Karno Sports Complex, Jakarta Pusat, 10270 | Senin-Jumat,
pada pukul 09.00-17.00 WIB.
17.
Jakarta Digital Valley | Jakarta
Sama seperti Bandung
Digital Valley dan Jogja Digital Valley, co-working space ini didirikan oleh
Telkom untuk mendorong pertumbuhan perusahaan milik technopreneur atau
developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya. Jakarta Digital
Valley sendiri baru didirikan pada 25 November 2014 lalu. Terkait member,
Jakarta Digital Valley kemungkinan besar juga merupakan co-working space gratis
seperti dua pendahulunya. Anda yang tertarik hanya perlu mendaftar, yang
kemudian akan diseleksi oleh pihak Jakarta Digital Valley.
Co-working space baru ini
memiliki luas 500 meter persegi, lengkap dengan ruangan gadget, ruangan rapat,
dan ruang inkubasi. Jakarta Digital Valley bisa menampung hingga 50 orang.
Alamat: Menara
Multimedia, Jl. Kebon Sirih No.10, Jakarta Pusat, 10110.
18.
Kejora | Jakarta
Co-working space Kejora
diluncurkan pada Maret 2014. Kejora dikelola oleh figur terkenal di ranah
startup teknologi Indonesia seperti Andy Zain (direktur Jakarta Founder
Institute) dan Sebastian Togelang (founding partner Mountain SEA Ventures).
Co-working space ini mempunyai luas 1.000 meter persegi, dengan menyediakan
fasilitas seperti meja kerja, layanan printing, ruang meeting, dan lain
sebagainya. Selain itu, member Kejora juga bisa menghadiri acara, workshop, dan
berinteraksi dengan mentor.
Ada tiga cara bagi
startup untuk bisa menikmati layanan di Kejora. Yakni bergabung dengan Jakarta
Founder Institute, mengikuti inkubasi startup Ideabox yang didukung oleh
Indosat, atau harus memperoleh investasi terlebih dahulu dari Mountain SEA
Ventures.
Alamat: Barito Pacific
Plaza Tower B, lt. 6, Jl. S. Parman, KAV 62-63, Slipi, Jakarta, 11410.
19.
Biline Space | Jakarta
Sebagai co-working space
yang masih baru, sebagian fasilitas Biline Space seperti ruang meeting,
convenience store kecil, dan layanan printing masih berlabel coming soon. Tapi
Anda bisa menikmati berbagai fasilitas yang sudah tersedia di Biline Space,
seperti wifi, sepeda, TV, ruang game, hingga pantry. Biline Space menyediakan
tiga paket pilihan untuk pengunjung, yakni paket membership per bulan dengan
tarif Rp 2 juta, paket membership per minggu dengan tarif Rp 500.000, dan paket
harian dengan tarif Rp 100.000.
Alamat: Jl. Prapanca Raya
No. 12/13, Jakarta Selatan | Senin-Sabtu, pada pukul 08.00-20.00 WIB.
20.
TierSpace | Jakarta
Satu lagi co-working
space baru di Jakarta, TierSpace diluncurkan pada pertengahan Januari 2015.
Tier Space menyediakan dua tipe ruang kerja yang berbeda yaitu co-working space
dan private office suite atau kantor.
Untuk co-working space,
TierSpace menyediakan workspace yang didukung dengan ketersediaan Wi-Fi,
meeting room dengan kapasitas 5 hingga 8 orang, Skype booth, dan lain
sebagainya. Sedangkan private office ditujukan untuk perusahaan dengan tim
kecil beranggotakan dua hingga lima orang. Private office bisa dibilang seperti
ruang kantor kecil yang berisi meja, kursi, dan beberapa perlengkapan lainnya.
Selain tempat, TierSpace
juga menyediakan berbagai fasilitas seperti locker pribadi, printer, scanner,
mesin fotocopy, peralatan kantor, dapur, hingga minuman. Untuk bisa menikmati
layanannya, TierSpace menerapkan berbagai macam paket, mulai dari paket per jam
dengan biaya Rp 30.000, per hari Rp 220.000, hingga per bulan dengan biaya Rp
3,2 juta.
Alamat: Jl. Bakti No. 10,
Jakarta Selatan, 12180 | Senin-Jumat, pada pukul 09.00-20.00 WIB & Sabtu,
pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Komentar
Coworking telah menjadi sebuah fenomena di luar negeri
maupun Indonesia dan memberikan manfaat yang positif bagi produktivitas dan
kepercayaan diri dari si partisipan. Banyak dari partisipan di coworking space
ini adalah orang-orang yang masuk ke dalam kategori entrepreneur atau
freelancer. Bagi orang-orang ini, bekerja tidak terbatas pada ruang kantor
ataupun aturan yang sudah fixed. Para entrepreneurs ini biasa bekerja tak kenal
waktu dan di mana saja untuk mencapai visi-nya, sehingga dibutuhkan suatu
sarana pendukung kebebasan tersebut agar semua potensi kreativitas dapat
dikeluarkan secara maksimal.
Beberapa alasan yang menginspirasi anda untuk bekerja dengan
coworking :
1.
Lingkungan kerja yang positif
Atmosfer kerja yang
positif dan kawan kerja yang ramah dan menyenangkan juga menjadi pertimbangan.
Ada juga alasan, bahwa mereka sedang memperbesar peluang untuk menambah
jejaring sosial dan memperoleh tawaran bekerja sama dalam satu proyek baru.
2.
Interaksi sosial
Jejaring sosial juga akan
semakin luas karena mereka tak berinteraksi dengan kawan kerja yang itu-itu
saja. Interaksi sosial yang lebih variatif juga memperbesar peluang kerja baru.
Hal ini bisa memperbesar peluang untuk menambah jejaring sosial dan memperoleh
tawaran bekerja sama dalam satu proyek baru.
3.
Menjadi semakin ahli
Lebih memiliki
nilai-nilai yang sama di antara mereka dan lebih sering berbagi pengetahuan
dengan sesama pekerja. Dalam kantor coworking yang besar dengan pekerja lebih
banyak hubungan antar-pekerjanya mungkin tak terlalu dekat. Tapi keterbatasan
ini tak membuat sebuah ruang coworking lantas kehilangan manfaat bagi pekerja
yang tergabung di dalamnya.
4.
Fleksibilitas waktu
Anda bisa mengatur
pertemuan dengan klien ditempat anda bekerja dengan waktu yang anda tentukan sendiri.
5.
Kantor sekaligus café
Suasana kantor coworking bisa dijadikan tempat rapat maupun
tempat bertemu dengan klien. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
Rapat pun jadi lebih menyenangkan.
Adapun Kelebihan dan Kelemahan Co-Working Space adalah
Kelebihan :
1.
Memenuhi permintaan yang makin tinggi
bagi kalangan pekerja lepas, entrepreneur, dan pekerja kreatif untuk memiliki
basis komunitas yang solid.
2.
Memanfaatkan potensi generasi milenial
yang memasuki angkatan kerja dan ekspektasi mereka dalam lingkungan kerja yang
berbeda.
3.
Memungkinkan penggunaan kembali ruang
kantor yang ada menjadi suatu tawaran yang bernilai tinggi.
4.
Memberikan efisiensi lebih tinggi untuk
pengeluaran bisnis seperti akses Internet, ruang pertemuan, ruang rehat, dan
sebagainya.
Kelemahan :
1.
Tak ada kendala untuk masuk saat ruang
kantor dan ritel masih tersedia banyak.
2.
Turnover konsumen yang tinggi karena
audiens target yang kurang stabil.
3.
Renovasi mahal dibutuhkan untuk
atmosfer kreatif dan berkualitas tinggi.
4.
Prevalensi kegemaran dan penyedia
ruangan kerja nirlaba (misalnya, banyak ruang kerja yang disubsidi dan memilii
misi sosial).
5.
Makin banyak dibutuhkan tenaga kerja
daripada ruang kerja konvensional
Berikut Profil Salah Satu
Co-Working di Yogyakarta dan Kometar mengenai Tata Ruangnya berdasarkan Buku
The Liang Gie (Halaman 186-220) :
Profil Jogja Digital
Valley
JDV (Jogja Digital Valley) merupakan
inkubator bisnis ICT kedua yang dikembangkan oleh TELKOM setelah Bandung
Digital Valley untuk melengkapi ekosistem kreatif digital, yang bertujuan untuk
meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music,
animation dan software services khususnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya. Jogja
Digital Valley akan menjadi wadah yang sangat strategis bagi potential individual
developer dan startup companies yang men-supply creative content untuk IT
product dan service yang akan ditawarkan secara aktif ke IT market yang sedang
booming saat ini salah satunya melalui jaringan distribusi online dan offline
yang dimiliki TELKOM di seluruh Indonesia dan negara lain. Saat ini TELKOM
telah menjangkau lebih dari 150 Juta Pelanggan, 220 Ribu Perusahaan skala
Kecil, Menengah dan Besar, serta memiliki bisnis di 10 negara lainnya.
Sebagai sebuah pusat sumber daya, Jogja
Digital Valley didukung oleh berbagai kompetensi yang dibangun dari
komunitas-komunitas yang ada. Aspek pendanaan bagi perusahaan pemula (start-up
companies) juga akan didukung melalui program inkubasi. Jogja Digital Valley
juga akan memberikan edukasi dan pendampingan bisnis bagi seluruh pengembang
baik kompetensi teknis maupun kompetensi bisnis sehingga setiap pengembang
dapat mengkomersialisasikan hasil inovasinya secara terencana dan tepat
sasaran. Jogja Digital Valley juga menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap
mulai dari tahap pengembangan, desain, hingga komersialisasi.
JDV (Jogja Digital Valley) adalah
co-working space gratis kedua yang dibangun oleh Telkom, didirikan di kota
Yogyakarta pada bulan Agustus lalu. Konsep dan layanan yang diberikan JDV sama dengan
BDV, dan sama-sama bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan milik
technopreneur atau developer dan menjembatani mereka dengan target pasarnya.
Tempat ini memiliki luas 800 meter persegi, ruangan gadget, ruangan rapat, dan
ruang inkubasi. Co-working space ini bisa menampung sampai 50 orang.
Telkom menginvestasikan Rp 10 miliar
selama tiga tahun ke depan untuk JDV. Seperti halnya BDV, untuk menggunakan
tempat ini, Anda hanya perlu mendaftar di situsnya.
Adapun misi
dan tujuan Jogja Digital Valley ialah :
Dalam jangka pendek, Jogja Digital Valley akan memberikan
bimbingan baik dari segi teknis dan bisnis dalam pengembangan solusi berbasis
konten dan aplikasi yang dapat bermanfaat baik bagi masyarakat maupun industri.
Pendampingan teknis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran maupun asistensi
dalam melakukan pengembangan aplikasi, sosialisasi terhadap trend yang
berkembang, melakukan pengujian aplikasi dan lain-lain. Bimbingan bisnis akan
diberikan dalam bentuk pembelajaran bisnis seperti analisa peluang pasar,
pembuatan business model, asistensi cara menjual dan lain-lain.
Dalam melaksanakan misi tersebut, Jogja
Digital Valley dikelola secara profesional oleh MIKTI (Masyarakat Industri
Kreatif TIK Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk
mendorong pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia. Dengan kolaborasi
antara TELKOM dan MIKTI yang beranggotakan para profesional dan wirausaha di
bidang industri kreatif digital di Indonesia, diharapkan benefit yang diberikan
kepada komunitas pengembang menjadi lebih optimal.
Dalam jangka panjang Jogja Digital
Valley mempunyai misi untuk mendorong dan mempercepat swasembada ICT khususnya
aplikasi dan konten sehingga diharapkan ke depan seluruh kebutuhan aplikasi dan
konten mayoritas akan terpenuhi oleh pengembang dalam negeri, selain itu kita
juga mulai dapat tampil di regional dan internasional.
Tata Ruang Jogja Digital
Valley
Kantor JDV
Menurut saya, lokasi Jogja Digital
Valley strategis dan terdapat tulisan Papan Nama yang besar sehingga mudah
ditemukan oleh pengusaha yang ingin memulai usaha. Halamanya bersih, namun
parkiran sepeda motor tidak terdapat payungan sehingga sepeda motor kepanasan.
Gadget Room dan Management Room
Ruang Gadget Room penempatan
barang-barang sudah pada tempatnya, sehingga memudahkan mencari gadget yang di
inginkan. Tempatnya bersih dan menggunnakan cahaya tidak langsung sehingga
tidak menyilaukan mata. Selain itu terdapat karpet di lantai yang menhindarkan
penngunjung Gadget Room dari bahaya kesetrum. Tetapi tidak tedapat tabung
pemadam di ruang ini.
Ruang Management Room tidak efisien
karena ruang manajer tidak tertutup sehigga privacy manajer terganggu namun
kerja manajer dapat bebas. Manajer dapat mengawasi bawahannya secara langsung. Pencahayaannya
terang dan ruangannya bersih.
Meeting Room
Ruangannya bersih, cahaya terang dan
tata letak meja dan kursi terpenuhi. Terdapat beberapa kursi yang digunakan
untuk meeting. Meeting tidak untuk orang banyak namun uuntuk empat orang saja.
Namun ruangan ini terbuka sehingga dalam meeting berisik dan tidak untuk
meeting yang bersifat rahasia.
Private Room
Menurut saya ruangannya bersih,
terdapat sekat yang memisahkan meja kerja sehingga privacy terjaga. Selainn itu
pencahayaannya terang baik dalam maupun luar. Meningkatkan gairah kerja karena
di depannya terdapat taman. Namun kaca di ruangan berwarna putih sehingga jika
ada orang yang berlalu lalang melewati ruangan tersebut dapat mengganggu
konsentrasi pekerja.
Toilet JDV
Toilet di JDV bersih. Antara toilet
perempuan dan laki-laki di pisah dan diberi tanda sehingga jika ingin ke toilet
tidak salah masuk.
Kafe Room
Menurut saya kafe room bersih terdapat
meja dan kursi yang saling berhadapan sehingga jika ingin menyelesaikan
pekerjaan dengan santai dan dapat bertukar informasi antar pengusaha.
Menurut saya ruangan di kantor ini sudah digunakan semua sehingga tidak ada ruangan yang nampak kosong. Ruangan menggunakan warna yang sesuai dengan tempat kerja sehingga pekerja mengerjakan tugas dengan nyaman. Semua ruangan di JDV menggunakan ruang terbuka yang memiliki kekurangan yaitu bising karena tidak terdapat sekat dan kelebihannya pekerja dengan bebas karena tidak terdapat sekat yang membatasi sehingga memudahkan untuk saling berkomunikasi antar pekerja.
Risma Dyar Puspita
138314021
PAP 13 A
FE-UNESA
.
Risma Dyar Puspita
138314021
PAP 13 A
FE-UNESA